Kamis, 02 Maret 2017

"SUARA RAKYAT"



         Dengan kesederhanaan di negeri yang kaya ini, dengat bercucuran keringat seorang ayah demi menafkahi anak dan istri, dengan seuntai do'a seorang ibu di setiap selesai shalatnya, dengan segelintir harapan pemuda-pemudi yang tak bekerja, dengan masih banyaknya pemulung dan pengemis dipinggiran kota, dengan kesenjangan antara orang miskin dan orang kaya, dengan maraknya praktek kejahatan dan narkoba. 
Lagi-lagi aku teringat lirik lagu seorang musisi yang bernama Rhoma Irama. 

(Gali lobang tutup lobang, pinjam uang bayar utang, lobang digali menggali lobang untuk menutup lobang, tertutup sudah lobang yang lama lobang baru terbuka, yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin).

Sangat ironis sekali jika demikian, negeri yang SDA nya  melimpah ruah ini, namun kesenjangan menjadi tradisi.
Sesuatu yang tidak biasa ketika aku membuat tulisan seperti ini, sesuatu yang bahkan tidak pernah terpikir sebelumnya kini menjadi untaian kata-kata, entah apakah mungkin karena pancaran hidayah dalam bentuk intuisi atau kah mungkin kegalauan yang aku peroleh dari seorang wanita.
Hahaa wanita...ya wanita...wanita yang baru tadi. 
Namun perlu dipahami, ini bukanlah tulisan dalam bentuk keluh kesah dan komentar pahit, bukan juga sebuah tulisan provokasi. 
Lebih tepatnya ini adalah tulisan sederhana dalam bentuk SUARA RAKYAT.
Kepada siapa kita harus mengadu? 
Apakah kita menyerah dengan keadaan seperti ini? 
Apakah kita hanya bisa membiarkan mereka tersiksa, melarat, menderita?
Bagaimana seharusnya yang mereka...kalian...kita semua lakukan?
Kini aku ingin mendengar jawabannya! 

Hai engkau wahai pejabat yg berdasi, yg menduduki kursi pemerintahan. Bagaimana kabarmu dan kabar rakyat yang telah dipimpin olehmu?
Ku harap jawabanmu tidak akan mengecewakan kami!
Walau dengan segala fakta dan data : kepedihan, pembodohan dan kesenjangan yang pernah kalian lakukan di masa itu.
yang walau bagaimanapun itu, kami tahu.  Jawaban itu tidak akan merubah keadaan lebih baik, yang ada mungkin hanya dusta untuk menutupi kesalahan, tapi bagaimana cara meyakinkan kami dengan memberlakukan transparansi, tegaknya keadilan dan bukan hanya janji oleh kalian, tetapi bukti yang nyata. Itu yang kami inginkan.
Memang tidak semua dari kalian penjarah negeri, namun aku berpesan kepada para pembela keadilan agar tetap mempertahankan ideologinya.
Sekali lagi aku ingin mengutip perkataan tokoh-tokoh kita, (Sekali merdeka tetap merdeka, merdeka, merdekalah buat selama-lamanya), (Merdeka atau mati) & (Sejarah dunia adalah sejarah orang muda, jika angkatan muda mati rasa, matilah semua bangsa). 
Sangat jelas ku kira pesan-pesan ini. 

Juga kau hai orang kaya, bagaimana kabarmu hari ini? 
Ku harap pertanyaanku tidak lagi engkau acuhkan, Sebab kau kaya, kau tidak berbuat apa-apa melihat keadaan seperti ini. Apa gunanya kekayaanmu jika kau enggan bersedekah kepada seseorang yang membutuhkan, apagunanya pakaian, perhiasan dan dengan alasan berbagai kesibukanmu lalu mengacuhkan tetangga, apa gunanya semua itu jika engkau tidak memahami maksud dan tujuan Tuhan. Solusi dari hal ini adalah Agama, ya agama mengajarkan segalanya tentang berbuat baik, bersedekah dan perbuatan-perbuatan terpuji lainnya. 

Lalu ku tanya engkau hai Rakyat menegah ke bawah, bagaimana kabarmu hari ini? 
Semoga baik-baik saja, walau dengan kesederhanaan, kepedihan dan kesenjangan serta keadilan yang tidak sama rata. Sebagian mungkin bersyukur menikmati hidup yang ada, sebagiannya lagi pasrah terhadap segala kebijakan, dan sebagiannya lagi mencoba untuk bersuara. 
Tibalah tulisan ini sebagai segelintir SUARA RAKYAT yang merindukan keadilan dan kedamaian.
Lalu aku bertanya kepada mereka, sudahkah anak dan istri anda makan hari ini? 
Berapa upah kalian perbulannya?
Apakah ada makanan buat hari besok?
Walaupun aku tahu rata-rata dari jawaban mereka. Tapi tetap aku tanyakan. 
Dan jawaban merekapun lebih-lebihnya juga sampai kepada "susahnya mencari pekerjaan" hingga dampaknya "terlilit hutang". 
Maaf apabila ini adalah tulisan yang sangat sensitif, tapi inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah kita. Lagi-lagi korupsi merajalela, kesenjangan sudah ada dimana-mana, sampai kapanpun berbicara melewati tulisan ini tidak ada habisnya. Tindakan dari mahasiswa akan menjadi jawabannya. 

Kini aku pertanyakan lagi apa tugasmu hai mahasiswa? 
Julukanmu sangat hebat dan luarbiasa karena kau adalah "Kaum Intelektual, Agent of Change, Iron Stock, Moral Force & Social Control serta Kaum Idealis". Dengan lagu-lagu perjuangan yang kau ciptakan, dengan Sumpah Mahasiswa yang telah kau ikrarkan.Tetapi apakah semua itu sudah sesuai dengan tindakanmu, juga apakah engkau sudah mengaplikasikan nilai-nilai dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Bagi Mahasiswa-mahasiswi yang asing terhadap istilah tersebut maka dengan tulisan ini aku mengajak Mahasiswa-mahasiswi untuk berjuang bersama-sama.
Ayo kita benahi diri, ayo lebih kita kenali lagi apa itu mahasiswa, peran dan fungsinya, hak dan kewajibannya, sebagai perwakilan rakyat, sebagai penyambung lidah rakyat, sebagai pengawal kebijakan pemerintahan. Mari kita bersama-sama menyatukan langkah, menyingsingkan lengan baju, dengan niat di dalam hati untuk merubah keadaan agar lebih baik, dengan tangan terkepal, dengan suara yang lantang, dengan pemikiran yang tajam. Mari berkontribusi untuk negara dan tanah air. 
Akademisi + Organisasi.
Ku kirimkan ribuan salam ini kepada pemerintah, kepada orang kaya, kepada  rakyat biasa dan kepada mahasiswa serta makhluk sosial lainnya.

oleh : Abdul Hakim (LSISK2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.:: Satu Nusa Satu Bangsa, Salam Sosial ::.
Silahkan tinggalkan komentar dengan menjunjung tinggi sopan santun khas masyarakat Indonesia. Terima Kasih

Pencarian