Minggu, 26 Maret 2017

Refleksi Lagu Perjuangan



Seakan-akan menjadi saksi sejarah dan berada pada peristiwa tersebut, ketika kuhayati dengan begitu dalamnya.

Dengan untaian kata-kata yang filosofis dan nada yang membangkitkan semangat juang, tetapi sayang tidak sesuai dengan kenyataan sekarang.
Kehilangan esensi, nilai - nilai dan kurangnya penghayatan, sehingga hanya berdampak pada kegembiraan sesaat dan salah dalam pemaknaan. 

Allah Karim..
Lagu dengan susah payahnya dipersembahkan untuk generasi ke generasi.
Lagu yang berbicara peristiwa sejarah pada waktu itu, yang menggambarkan kepahitan dan kepedihan rakyat jelata, kaum pemuda dan mahasiswa serta pejuang-pejuang bangsa.
Lagu dengan semangat juang, dengan nilai sejarah yang tinggi, dengan coretan tinta merah ditubuh, bahkan maut sebagai lembarannya.

Allah Karim...
Luapan keresahan ini kian membeku, menghantam dan menghujam jiwa yang berkobar lagi berapi-api serta menggebu-gebu.
Lagi-lagi aku merindukan kaum minoritas yang membela keadilan,  yang membebaskan kita semua dari kesenjangan, peduli kepada rakyat tertindas dan penyambung lidah rakyat yang kelaparan. 

Tolong ikut sertakan aku, tolong jemput aku, tolong ajari aku!! Wahai kaum sosial kerakyatan yang aku rindukan, agen perubahan,  revolosi dan pembebasan. Supaya kita dapat menjadi mayoritas, berkualitas, bersatu menjadi sorotan dan percontohan.

(Gugur satu tumbuh seribu, Tanah Air jaya sakti)

oleh
Abdul Hakim (LSISK2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.:: Satu Nusa Satu Bangsa, Salam Sosial ::.
Silahkan tinggalkan komentar dengan menjunjung tinggi sopan santun khas masyarakat Indonesia. Terima Kasih

Pencarian