PERNYATAAN SIKAP
LINGKAR STUDI ILMU SOSIAL KERAKYATAN
Sumpah pemuda, janji keramat para pemuda Indonesia yang
dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1928, pemuda Indonesia berjanji akan
selalu mengabdikan diri pada bangsa dan Negara Indonesia. Apalagi saat itu
keadaan Indonesia sedang berada di bawah belenggu langsung Penjajah Belanda,
tentu ini semakin menjelaskan bagaimana para pemuda Indonesia menyadari
sepenuhnya peran dan posisinya atas perjuangan seluruh rakyat Indonesia, baik
atas perjuangan kaum tani, kelas buruh dan golongan lain rakyat Indonesia dalam
melawan penjajah Belanda.
Hal ini juga dapat dilihat bahwa sebelum sumpah pemuda dilahirkan,
kaum pemuda telah memiliki andil besar dalam kancah pergerakan polotik
nasional, yang saat itu lebih dikenal sebagai zaman “Kebangkitan Nasional”,
atau lahirnya kesadaran meluas dari kalangan masyarakat demi kemerdekaan bangsa
dan rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Kelahiran sumpah pemuda
sendiri tidak terlepas dari sejarah panjang bangsa dan rakyat Indonesia dalam
melawan kekuasaan kolonial Belanda ratusan tahun lamanya.
Dalam konteks saat ini pun, keadaan Indonesia tidak jauh berbeda
saat KMB ditandatangani, yaitu sebagai negeri setengah jajahan dan setengah
feudal di bawah dominasi kaum imperiliasme, yang bertujuan untuk mengeruk
seluas-luasnya kekayaan alam Indonesia, menguasai pasar dalam negeri bagi
kepentingan over produksi imperialis dalam memeras keringat dan tenaga kerja
murah rakyat Indonesia. Itu semua dijalankan oleh kaki tangannya imperialis di
dalam negeri yang menjadi abdi setia mereka, yaitu kaum borjuasi besar
komprador, tuan tanah besar dan kapitalis birokrat yang menjadi kekuasaan
bersama dalam pemerintahan boneka imperialis saat ini.
Di bawah rejim boneka imperialis, rakyat Indonesia terus mengalami
ketertindasan dengan makin akutnya krisis ekonomi dalam negeri yang mengancam
penghidupan sehari-hari rakyat Indonesia, terutama bagi kelas buruh dan kaum
tani di Indonesia. Kondisi terpuruknya rakyat Indonesia juga dialami kaum pemuda
dan mahasiswa di Indonesia, terkait hak untuk mendapatkan pendidikan dan
lapangan pekerjaan. Belum lagi biaya pendidikan yang sangat mahal, biaya
kesehatan sangat mencekik bagi rakyat miskin. Ini artinya rakyat Indonesia akan
semakin tertindas, kelas buruh dan petani harus berhadapan dengan semakin
kerasnya Negara terhadap mereka, bahkan soal-soal kehidupan di desa pun akan
semakin sulit, dan efek bagi para pemuda adalah semakin sulitnya mendapat
pekerjaan yang layak di negeri sendiri.
Maka dengan ini kami sebagai pemuda-pemudi Indonesia menuntut:
1.
Sediakan
lapangan pekerjaan yang layak dan memadai di dalam negeri bagi pemuda Indonesia,
lulusan sekolah dan perguruan tinggi
2.
Realisasikan
anggaran pendidikan 20 % dan hentikan pemotongan subsidi pendidikan
3.
Berikan sekolah
gratis dan kuliah murah bagi anak-anak buruh dan buruh tani
4.
Naikkan upah
buruh sesuai standar Kebutuhan Hidup Layak
5.
Hentikan
perluasan tanah perkebunan besar, hutan industri, kompleks pelatihan militer
dan eksploitasi sumber daya alam lainnya untuk kepentingan imperialis
6.
Berikan
pelayanan kesehatan murah untuk rakyat dan hentikan pencabutan subsidi
kesehatan
Banjarmasin,
28 Oktober 2011
Tertanda,
eLSISK
Mantap,... Satu suara, satu aksi,...!!
BalasHapus