JAKARTA - Dua orang yang
mengaku Raja dan Perdana Menteri Dewan Presidium Pusat Central Informasi
Reformasi Rakyat Kalimantan (Sirrkal) tiba-tiba muncul di lobi Gedung
Nusantara III DPR dan berteriak Kalimantan Merdeka.
"Kalimantan akan merdeka! Kalimantan akan merdeka!" teriak Perdana Menteri Sirrkal, Hermani Begman sembari membagikan pernyataan sikapnya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/2/2008).
Dalam rilisnya, mereka mengajukan empat tuntutan: Pertama, menuntut pemerintah pusat agar memberikan kewenangan sepenuhnya kepada pemerintah Otda untuk melakukan regulasi pengelolaan SDA dan mencabut peraturan yang bertentangan dan menghambat Otda.
Kedua, menuntut pemerintah pusat agar menghentikan eksploitasi SDA Kalimantan serta mengehntikan pengalihan fungsi hutan bagi kepentingan perkebunan besar yang merusak lingkungan.
Ketiga, menuntut pemerintah pusat agar mengembalikan dana reklamasi dan reboisasi serta adet daerah intan dan emas yang telah dibawa. Keempat, menuntut pemerintah pusat untuk melakukan transpransi dana keuangan yang berasal dari Kalimantan.
Kelima, menuntut pemerintah pusat agar meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur.
"Daerah jangan dijadikan mesin ATM. Kalau mesin ATM rusak, kami ditinggalkan saja," teriak Hermani.
Kemudian Raja Sirrkal juga berorasi, "Di sini listrik mati sekali saja sudah ribut. Di Kalimantan sudah 10 tahun listrik ?senen-kamis'. Kalau Jakarta tidak mau mengurus Kalimantan, tinggalkan saja dengan ikhlas. Jangan hanya bisa membabat hutan, minyak, batubara, dan nikel Kalimantan," teriaknya dengan berapi-api.
Mendengar teriakan dua orang ini, kontan saja wartawan dan orang yang lalu lalang di Nusantara III tersita perhatiannya. Puas berorasi dan menyampaikan sikapnya kepada wartawan, kedua orang tersebut langsung pergi.
"Kalimantan akan merdeka! Kalimantan akan merdeka!" teriak Perdana Menteri Sirrkal, Hermani Begman sembari membagikan pernyataan sikapnya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/2/2008).
Dalam rilisnya, mereka mengajukan empat tuntutan: Pertama, menuntut pemerintah pusat agar memberikan kewenangan sepenuhnya kepada pemerintah Otda untuk melakukan regulasi pengelolaan SDA dan mencabut peraturan yang bertentangan dan menghambat Otda.
Kedua, menuntut pemerintah pusat agar menghentikan eksploitasi SDA Kalimantan serta mengehntikan pengalihan fungsi hutan bagi kepentingan perkebunan besar yang merusak lingkungan.
Ketiga, menuntut pemerintah pusat agar mengembalikan dana reklamasi dan reboisasi serta adet daerah intan dan emas yang telah dibawa. Keempat, menuntut pemerintah pusat untuk melakukan transpransi dana keuangan yang berasal dari Kalimantan.
Kelima, menuntut pemerintah pusat agar meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur.
"Daerah jangan dijadikan mesin ATM. Kalau mesin ATM rusak, kami ditinggalkan saja," teriak Hermani.
Kemudian Raja Sirrkal juga berorasi, "Di sini listrik mati sekali saja sudah ribut. Di Kalimantan sudah 10 tahun listrik ?senen-kamis'. Kalau Jakarta tidak mau mengurus Kalimantan, tinggalkan saja dengan ikhlas. Jangan hanya bisa membabat hutan, minyak, batubara, dan nikel Kalimantan," teriaknya dengan berapi-api.
Mendengar teriakan dua orang ini, kontan saja wartawan dan orang yang lalu lalang di Nusantara III tersita perhatiannya. Puas berorasi dan menyampaikan sikapnya kepada wartawan, kedua orang tersebut langsung pergi.
Sumber: OkeZone.com
Bagaimana Komentar Kawan-kawan???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
.:: Satu Nusa Satu Bangsa, Salam Sosial ::.
Silahkan tinggalkan komentar dengan menjunjung tinggi sopan santun khas masyarakat Indonesia. Terima Kasih