Kamis, 04 April 2013

Pernyataan Sikap, USUT TUNTAS KELANGKAAN BBM DI KALSEL


PERNYATAAN SIKAP
LINGKAR STUDI ILMU SOSIAL KERAKYATAN (eLSISK)

USUT TUNTAS KELANGKAAN BBM DI KALSEL

Masih terasahangat isu BBM yang menggemparkan lapisanmasyarakat Indonesia setahun silam. Isu yang dilontarkan oleh presiden SBY mengenai kenaikan harga BBM bersubsidi yang sempat menimbulkan kepanikan serta keresahan diseluruh  Indonesia, tak terkecuali di daerah kita Kalimantan Selatan.
Lagi dan lagi, hari ini Kalimantan Selatan digemparkan kembali dengan kurangnya pasokan BBM bersubsidi yang diperuntukkan terhadap rakyat Kalimantan Selatan. Pasokan BBM yang disediakan pemerintah tidak berbanding dengan besarnya kebutuhan rakyat Kalimantan Selatan saat ini. “Besar pasak dari pada tiang”, itulah istilah yang sangat tepat untuk menggambarkan keadaan BBM di Kalimantan Selatan hari ini. Dimana kebanyakan masyarakat sangat membutuhkan BBM untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun yang terjadi di lapangan sangat bertolak belakang dengan harapan dari masyarakat.
Edaran yang dilayangkan Rudy Arifin selaku Gubernur Kalimantan Selatan pada tahun 2012 kemarin, sempat memberikan angin segar untuk menertibkan penyebab terjadinya kelangkaan BBM di Kalimantan Selatan.  Namun edaran itu tidak efektif sampai tahun 2013 ini.
Berpijak dari hal tersebut, kami dari Lingkar Studi Ilmu Sosial Kerakyatan (eLSISK) menuntut:
1.     Tuntaskan kelangkaan BBM yang terjadi di Kalimantas Selatan
2.     Tindak tegas oknum-oknum penyelewengan BBM di Kalimantan Selatan
3.     BuatkanPerda/Pergub tentang penertiban BBM
4.     Tingkatkan pengawasan terhadap penyaluran BBM yang ada di Kalimantan Selatan

                                                                                                Banjarmasin, 03 April 2013

                                                                                                               eLSISK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.:: Satu Nusa Satu Bangsa, Salam Sosial ::.
Silahkan tinggalkan komentar dengan menjunjung tinggi sopan santun khas masyarakat Indonesia. Terima Kasih

Pencarian